1. Jelaskan etika sebagai tinjauan
a. Pengertian Etika
Etika adalah suatu
cabang dari filosofi yang berkaitan denga kebaikan atau moralitas dari perilaku
manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan aturan yang tidak
dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk.
Etika sebagai disiplin
ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan,
nilainilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.
Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu
tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau
perspektif yang berlainan.
b.
Prinsip-Prinsip
Etika
Adapun
prinsip- prisip etika yang merupakan landasan perilaku etika professional, menurut
Arens dan Lobbecke adalah :
1. Prinsip
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya terhadap dampak pekerjaab terhadap orang lain
2. Kepentingan Masyarakat : Akuntan haruslah dapat
melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan masyarakat serta menunjukkan
komitmen profesional dan menghargai kepercayaaan masyarakat.
3. Integritas : akuntan harus melaksanakan semua tanggung
jawab professional dan integritas untuk mempertahankan dan memperluas
kepercayaan masyarakat,.
4. Objektivitas dan indepedensi : Akuntan harus
mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan
tanggung jawab profesioanal. Akuntan yang berpraktek sebagai akuntan public
harusbersikap independen dalam kenyataan dan penampilan padawaktu melaksanakan
audit dan jasa astestasi lainnya.
5. Keseksamaan : Akuntan harus berusaha keras untuk
terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa ,mematuhi standar teknis dan etika
profesi, serta melaksanakan tanggung jawab professional denga baik.
c. Basis teori Etika
Berikut
ini beberapa teori etika:
1.
Egoisme
Rachels
memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme. Pertama, egoisme
psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (self servis). Menurut teori ini, orang boleh saja yakin ada
tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan
yang terkesan luhur atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah
ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri.
Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme, yaitu suatu tindakan yang
peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan
mengorbankan kepentingan dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang
dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest)
2. Utilitarianisme
Menurut teori ini,
suatu tindakan dikatakan baik jika memberikan manfaat bagi masyarakat banyak (the greatest happiness of the greatest
number). Paham utilitarianisme sebagai berikut :
a. Ukuran baik tidaknya
suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu,
apakah memberi manfaat atau tidak,
b. dalam mengukur
akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah
kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan,
c. kesejahteraan setiap
orang sama pentingnya
3. Deontologi
Paradigma
teori deontologi berbeda dengan paham egoisme dan utilitarianisme, yang
keduanya sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan yang memberikan manfaat
untuk individu (egoisme) atau untuk banyak orang / kelompok masyarakat
(utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakan etis. Sebaliknya, jika akibat
suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar kelompok masyarakat, maka
tindakan tersebut dikatakan tidak etis. paham deontologi mengatakan bahwa etis
tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,
konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.
4. Teori Hak
Suatu tindakan atau
perbuatan dianggap baik bila tindakan tersebut sesuai dengan HAM. Menurut
Bentens, teori hak merupakan suatu aspek dari deontologi (teori kewajiban)
karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Bila suatu tindakan
merupakan hak bagi seseorang, maka sebenarnya tindakan yang sama merupakan
kewajiban bagi orang lain. Teori hak sebenarnya didsarkan atas asumsi bahwa
manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama
5. Teori Keutamaan
Teori keutamaan
berangkat dari manusianya (Bertens, 2000). Teori keutamaan tidak menanyakan
tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis. Teori ini tidak lagi
mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai
sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai
manusia utama, dan sifat-sifat yang mencerminkan manusia hina. sifat utama
dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak yang dimiliki oleh seseorang
dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral dinilai
baik. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut
manusia hina. Bertens memberikan contoh sifat keutamaan, antara lain:
kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis,
sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: kejujuran, kewajaran (fairness), kepercayaan dan keuletan.
6. Teori Etika Teonom
Sebagaimana dianut oleh
semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat
manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan
surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen, yang mengatakan
bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian
hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik
jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik
bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaiman dituangkan dalam kitab
suci.
d. Egoisme
Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego
yang berarti "Diri" atau "Saya” dan -isme
yang digunakan untuk menunjukkan filsafat. Dengan demikian, istilah ini
etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme.
Jadi dalam hal ini egoisme adalah sifat atau pandangan seseorang yang hanya
mementingkan diri sendiri serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain,
termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah
lainnya yang sangat dikenal yaitu egois.
2. Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Pengendalian diri
artinya para pelaku bisnis
dapat mengendalikan dirinya untuk tidak memperoleh apapun, dari manapun dan
dalam bentuk apapun. Disamping itu
pelaku bisnis dilarang untunk mendapatkan keuntungan yang diperoleh
dengan jalan curang . Walaupun keuntungan merupakan hak bagi para pelaku bisnis
namun mereka juga harus memperhatikan keadaan sekitarnya, karena ini merupakan
etika bisnis yang etik.
b.
Pengembangan tanggung jawab sosial
artinya para pelaku bisnis dituntut agar
bisa peduli dengan keadaan masyarakat
sekitar ,kepedulian tersebut bukan dalam bentuk uang atau sumbangan
melainkan dalam bentuk yang lebih kampleks lagi . tanggung jawab sosial bisa
diberikan dalam bentuk kepedulian terutama dalam hal kesehatan, pendidikan dan
pemberian keterampilan.