Selasa, 23 September 2014

TUGAS ETIKA PROFESI AKUNTANSI


1.    Jelaskan etika sebagai tinjauan
a.      Pengertian Etika
Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan denga kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk.
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilainilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan.


b.      Prinsip-Prinsip Etika
Adapun prinsip- prisip etika yang merupakan landasan perilaku etika professional, menurut Arens dan Lobbecke adalah :
1.     Prinsip tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya terhadap dampak pekerjaab terhadap orang lain
2. Kepentingan Masyarakat : Akuntan haruslah dapat melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan masyarakat serta menunjukkan komitmen profesional dan menghargai kepercayaaan masyarakat.
3.  Integritas : akuntan harus melaksanakan semua tanggung jawab professional dan integritas untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,.
4.     Objektivitas dan indepedensi : Akuntan harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab profesioanal. Akuntan yang berpraktek sebagai akuntan public harusbersikap independen dalam kenyataan dan penampilan padawaktu melaksanakan audit dan jasa astestasi lainnya.
5.    Keseksamaan  : Akuntan harus berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa ,mematuhi standar teknis dan etika profesi, serta melaksanakan tanggung jawab professional denga baik. 
c.       Basis teori Etika

Berikut ini beberapa teori etika:

1.      Egoisme
Rachels memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme. Pertama, egoisme psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (self servis). Menurut teori ini, orang boleh saja yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme, yaitu suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest)
2.      Utilitarianisme
Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika memberikan manfaat bagi masyarakat banyak (the greatest happiness of the greatest number). Paham utilitarianisme sebagai berikut :
a. Ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu, apakah memberi manfaat atau tidak,
b. dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan,
c. kesejahteraan setiap orang sama pentingnya
3.      Deontologi
Paradigma teori deontologi berbeda dengan paham egoisme dan utilitarianisme, yang keduanya sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan yang memberikan manfaat untuk individu (egoisme) atau untuk banyak orang / kelompok masyarakat (utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakan etis. Sebaliknya, jika akibat suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar kelompok masyarakat, maka tindakan tersebut dikatakan tidak etis. paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.
4.      Teori Hak
Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila tindakan tersebut sesuai dengan HAM. Menurut Bentens, teori hak merupakan suatu aspek dari deontologi (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Bila suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka sebenarnya tindakan yang sama merupakan kewajiban bagi orang lain. Teori hak sebenarnya didsarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama
5.      Teori Keutamaan
Teori keutamaan berangkat dari manusianya (Bertens, 2000). Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis. Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat yang mencerminkan manusia hina. sifat utama dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak yang dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral dinilai baik. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina. Bertens memberikan contoh sifat keutamaan, antara lain: kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: kejujuran, kewajaran (fairness), kepercayaan dan keuletan.
6.      Teori Etika Teonom
Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaiman dituangkan dalam kitab suci.

d.      Egoisme
Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri" atau "Saya” dan -isme yang digunakan untuk menunjukkan filsafat. Dengan demikian, istilah ini etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme.
Jadi dalam hal ini egoisme adalah sifat atau pandangan seseorang yang hanya mementingkan diri sendiri serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya yang sangat dikenal yaitu egois.

2. Dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

            a. Pengendalian diri
artinya para pelaku bisnis dapat mengendalikan dirinya untuk tidak memperoleh apapun, dari manapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu  pelaku bisnis dilarang untunk mendapatkan keuntungan yang diperoleh dengan jalan curang . Walaupun keuntungan merupakan hak bagi para pelaku bisnis namun mereka juga harus memperhatikan keadaan sekitarnya, karena ini merupakan etika bisnis yang etik.
b. Pengembangan tanggung jawab sosial
    artinya para pelaku bisnis dituntut agar bisa peduli dengan keadaan masyarakat  sekitar ,kepedulian tersebut bukan dalam bentuk uang atau sumbangan melainkan dalam bentuk yang lebih kampleks lagi . tanggung jawab sosial bisa diberikan dalam bentuk kepedulian terutama dalam hal kesehatan, pendidikan dan pemberian keterampilan.