1. Tahap pengembangan moral Laurence Kohlberg
Berdasarkan penalaran diatas Kohlberg
kemudian merumuskan tiga tingkat perkembangan moral yang masing-masing tahap
ditandai oleh dua tahap.
Tingkatan
satu : Penalaran Prokonvensional
Penalaran konvensional adalah
tingkatan yang paling rendah dalam teori Kohlberg. Pada tingkatan ini anak
tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral
dikendalikan oleh imbalan dan hukuman eksternal.
Tahap
1 : orientasi hukuman dan ketaatan adalah tahap pertama dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini perkembangan moral didasarkan atas
hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat.
Tahap
2 : individualisme dan tujuan adalah tahap kedua teori ini. Pada tahap
ini penalaran moral didasarkan pada imbalan dan kepentingan diri sendiri.
Anak-anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik untuk
kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik
dan apa yang dianggap menghasilkan imbalan (hadiah).
Tingkatan
dua : Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah tingkat
kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg.
Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang mentaati
standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati
standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.
Tahap
3:
Norma-norma interpersonal, pada tahap ini seseorang menghargai kebenaran,
kepedulian, dan kesetiaan pada orang lain sebagai landasan
pertimbangan-pertimbangan moral. Anak anak sering mengadopsi standar-standar
moral orangtuanya pada tahap ini, sambil mengharapkan dihargai oelh orangtuanya
sebagai seorang perempuan yang baik atau laki-laki yang baik.
Tahap
4:
Moralitas sistem sosial. Pada tahap ini, pertimbangan moral didasarkan atas
pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.
Tingkatan
tiga : Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pasca konvensional adalah
tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini,
moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada
standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif,
menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral
pribadi.
Tahap
5:
Hak-hak masyarakat versus hak-hak individual, pada tahap ini seseorang
mengalami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa
standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain. Seseorang menyadari hukum
penting bagi masyarakat, tetapi nilai-nilai seperti kebebasan lebih penting
dari pada hukum.
Tahap
6:
Prinsip-prinsip etis universal, pada tahap ini seseorang telah mengembangkan
suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Bila
menghadapi konflik secara hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara
hati, walaupun keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi
2.
Penentu tingkat
intensitas masalah etika
Ada 4 tingkatan intensitas mengenai etika, yaitu :
a. Etika atau moral pribadi yaitu yang memberikan teguran tentang baik atau
buruk, yang sangat tergantung kepada beberapa faktor antara lain pengaruh orang
tua, keyakinan agama, budaya, adat istiadat, dan pengalaman masa lalu.
b. Etika profesi yaitu serangkaian norma atau aturan yang menuntun perilaku
kalangan profesi tertentu.
c. Etika organisasi yaitu serangkaian aturan dan norma yang bersifat formal
dan tidak formal yang menuntun perilaku dan tindakan anggota organisasi yang
bersangkutan.
d. Etika sosial yaitu norma-norma yang menuntun perilaku dan tindakan anggota
masyarakat agar keutuhan kelompok dan anggota masyarakat selalu terjaga atau
terpelihara
3.
Jenis-jenis
penyimpangan ditempat kerja
Penyimpangan di tempat kerja adalah
perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar atau
salah. Terdapat 4 jenis penyimpangan di tempat kerja, antara lain:
a. Penyimpangan produksi
Perilaku tidak etis dengan merusak mutu dan jumlah hasil produksi.
Misalnya: pulang lebih awal, beristirahat lebih lama, sengaja bekerja lamban,
sengaja membuang-buang sumber daya
b. Penyimpangan hak milik
Perilaku tidak etis terhadap harta milik perusahaan. Misalnya:
menyabot, mencuri atau merusak peralatan, mengenakan tarif jasa yang lebih
tinggi dan mengambil kelebihannya, menipu jumlah jam kerja, mencuri dari
perusahaan lain
c. Penyimpangan politik
Yaitu menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain
dalam perusahaan. Misalnya: mengambil keputusan berdasarkan pilih kasih dan
bukan kinerja, menyebarkan kabar burung tentang rekan kerja, menuduh orang lain
atas kesalahan yang tidak dibuat
d. Penyerangan pribadi
Merupakan sikap bermusuhan atau perilaku menyerang terhadap orang
lain. Seperti: pelecehan seksual, perkataan kasar, mencuri dari rekan kerja,
mengancam rekan kerja secara pribadi.