1. Apa
yang dimaksud dengan whistle blowing?
Sistem pelaporan pelanggaran yang
memungkinkan setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan kecurangan,
pelanggaran hukum dan etika serta hal-hal ilegal dan tidak etis di lingkungan
kerja kepada pihak lain ataupun kepada media.
2. Sebutkan
alasan mengapa terjadi whistle blowing!
Perilaku whistle blowing berkembang atas
beberapa alasan. Pertama, pergerakan dalam perekonomian yang berhubungan dengan
peningkatan kualitas pendidikan, keahlian, dan kepedualian sosial dari para
pekerja. Kedua, keadaan ekonomi sekarang telah memberi informasi yang
intensif dan menjadi penggerak informasi. Ketiga, akses informasi dan
kemudahan berpublikasi menuntun whistle blowing sebagai fenomena yang
tidak bisa dicegah atas pergeseran perekonomian ini (Rothschild & Miethe,
1999)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Miceli dan Near (1988), tipikal yang berkecenderungan melakukan whistleblowing adalah yang menduduki
jabatan profesional, mempunyai reaksi positif tehadap pekerjaanya, lebih lama
melayani (lama bekerja, usia, dan jumlah tahun sampai saat pensiun) mempunyai
kinerja baik, laki-laki, mempunyai kelompok kerja yang lebih besar dan
mendapatkan ‘tanggung jawab’ dari yang lain untuk menyatakan whistleblowing
3. Apa
yang dimaksud dengan Creative Accounting?
Semua proses dimana beberapa pihak
menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi dan menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan. Creative accounting melibatkan begitu banyak
manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar seperti
permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atau
menunda pengakuan atas suatu transaksi dalam suatu periode ke periode yang
lain)
4. Apa
yang dimaksud dengan fraud accounting ?
Suatu manipulasi yang disengaja dan
tidak tepat pencatatan pendapatan penjualan dan atau biaya untuk membuat
kinerja laba perusahaan tampak lebih baik daripada yang sebenarnya
fraud accounting merupakan suatu proses
pencatatan akuntansi yang direkayasa sedemikian rupa guna berbagai kepentingan.
Dengan kata lain, accounting
fraud memiliki kemiripan dengan mark up laporan keuangan yang
seringkali mengecoh para pengambil keputusan.
5. Carilah
kasus tentang fraud accounting!
Kasus kredit fiktif yang melibatkan tiga pegawai Bank Syariah terkemuka di
Indonesia yang dilakukan oleh dua orang Kepala Cabang, dan satu orang bawahanya
yang mengaku accounting officer yang belakangan diketahui menjabat sebagai
account officer. Total kredit yang dicairkan sebesar Rp 102 M dengan kerugian
mencapai Rp 52 M (beberapa media menyebutkan Rp 59 M). Modusnya adalah
melakukan pencairan kredit fiktif dengan menggunakan nama 197 debitur dimana
113 debitur adalah fiktif. Pencairan dana kredit dimulai sejak tahun 2011. Lebih
menarik lagi ketika membuka corporate website dan menemukan press release yang menyatakan bahwa
laporan keuangan Bank Syariah tersebut memperoleh Annual Report Award kategori perusahaan swasta (private), keuangan
(finance) dan tertutup (non-listed) selama 4 tahun
berturut-turut dari 2009-2012. Penghargaan bergengsi itu merupakan kerja sama
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan,
Direktorat Jendral Pajak, Indonesia Stock Exchange, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) dan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Bahkan, Setelah
mendownload laporan keuangan tahun 2012 disitus resminya, laporan auditor
independen menyatakan laporan keuangan mendapat opini wajar tanpa pengecualian
(WTP). Ini tentu menunjukkan kepada kita bahwa opini yang bagus dari auditor
independen tidak serta merta bebas fraud/kecurangan.
Namun timbul beberapa pertanyaan saya antara lain:
Apakah kasus ini telah dikomunikasikan dengan auditor eksternal yang
melakukan audit tahun2012? Jika sudah, apakah sudah ada adjustment biaya
penyisihan piutang terkait kasus tersebut? Apakah jika tidak ada adjustment
biaya penyisihan piutang berarti laba di laporan keuangantersebut overstated?
Apa motivasinya?
Dalam dunia fraud examiner dikenal istilah triangle of fraud
yaitu pressure/motives, opportunity dan rationalization. Maka
penting untuk kita tahu apa motivasi yang mungkin? Alasan pajak kita
kesampingkan karena laba yang tinggi berarti tinggi juga pajaknya. Motivasi
yang mungkin adalah untuk mengejar/menaikkan angka laba yang telah ditargetkan
dan bonus dari laba tersebut. Sehingga laba perusahaan secara konsolidasi akan
meningkat pula.
Contoh lainnya adalah Terungkapnya kasus mark-up
laporan keuangan PT. Kimia Farma yang overstated, yaitu adanya penggelembungan
laba bersih tahunan senilai Rp 32,668 miliar (karena laporan keuangan yang
seharusnya Rp 99,594 miliar ditulis Rp 132 miliar). Kasus ini melibatkan sebuah
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut ke
pengadilan, meskipun KAP tersebut yang berinisiatif memberikan laporan adanya
overstated (Tjager dkk., 2003). Dalam kasus ini terjadi pelanggaran terhadap
prinsip pengungkapan yang akurat (accurate disclosure) dan transparansi
(transparency) yang akibatnya sangat merugikan para investor, karena laba yang
overstated ini telah dijadikan dasar transaksi oleh para investor untuk
berbisnis.